BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Senyawa
organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon disebut hidrokarbon.
Hidrrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokrbon alifatik dan hidrokarbon
siklik. Hidrokarbon alifatik dan siklik juga dibagi lagi dalam beberapa bagian.
Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi dua yaitu alifatik jenuh (senyawa alkana)
dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna), sedangkan hidrokarbon
siklik terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh (sikloalkana), siklik tak jenuh
(sikloalkena), dan siklik aromatic (benzena).
Sifat
fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut
polar seperti air atau etanol. Sebaliknya hidrokarbon daopat bercampur dengan
pelarut yang relative non polar seperti karbon tetra klorida (CCl4)
atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak
reaktif terhadap sebagian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan
alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap
tiganya. Sedangkan senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi substitusi.
Berikut
ini adalah reaksi-reaksi yang terjadi pada hidrokarbon:
1, Reaksi Pembakaran
Hasil pembakaran
hidrokarbon adalah CO2 dan H2O. Sebagaimana reaksinya
adalah sebagai berikut. CH4 2O2 CO2 + 2H2O
2. Reaksi dengan Bromin
Hidrokarbon tak jenuh
bereaksi cepat dengan bromine dalam larutan CCl4. Reaksi yang terjadi adalah adisi bromine pada
ikatan rangkap. Larutan bromine berwarna merah kecoklatan sedangkan hasilnya
adalah tidak berwarna. Sehingga terjadinya reaksi ini ditandai dengan ilangnya
warna larutan bromine. Alkana yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak
bereaksi dengan bromine (warna merah kecoklatan bromine tetap ada). Sedangkan
senyawa aromatic dapat mengalami reaksi substitusi dengan bromine dengan adanya
kjatalis Fe atau AlCl3. Reaksi substitusi tersebut juga menghasilkan gas HBr.
3. Reaksi dengan H2SO4
pekat
Hidrokarbon tak jenuh
akan mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin.
Produksi yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4.
Hidrokarbon tak jenuh dengan H2SO4 pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan
senyawa aromatik bereaksi lambat.
4. Reaksi dengan KMnO4
(Uji Baeyer)
Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkan dan
senyawa aromatic umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini
ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya
endapan coklat MnO2. Produk yang dihasilkan adalah suatu glikol atau
1,2-diol.
Dari
dasar teori tersebut telah dilakukan beberapa percobaan untuk mengidentifikasi
senyawa hidrokarbon berdasarkan reaksi-reaksi yang telah dijelaskan di atas.
Prosedur, alat-alat dan bahan yang digunakan, serta hasil pengamatan dalam
percobaan akan dijelaskan pada BAB II.
1.2 Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan
identifikasi hidrokarbon yaitu:
1.
Menyelidiki sifat-sifat fisik dan
kelarutan senyawa hidrokarbon.
2.
Membandingkan reaktivitas antara alkana,
alkena, dan senyawa aromatik.
1.3 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan
yang telah dijelaskan sebelumnya, dari sini kita dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.
Alat dan bahan apa saja yang digunakan
kuntuk mengidentifikasi senyawa hidrokarbon?
2.
Bagaimanakah prosedur kerja percobaan
identifikasi hidrokarbon berdasarkan reaksi-reaksi yang telah dijelaskan pada
latar belakang?
3.
Bagaimanakah hasil pengamatan dari
percobaan yang dilakukan?
4.
Bagaimanakah pembahasan mengenai
perbandingan antara haasil percobaan engan dasar teori?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam percobaan identifikasi hidrokarbon yaitu:
·
Tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
Batang pengaduk
·
Kaca arloji
·
Gelas piala
·
Gelas ukur
2.2
Bahan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan identifikasi hidrokarbon yaitu:
·
Sikloheksena
·
Toluen
·
Minyak goreng
·
Minyak tanah
·
H2SO4 pekat
·
Es batu
·
KMnO4 1%
2.3
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja dalam melakukan percobaan ini ada beberapa langkah-langkah
yaitu:
·
Sifat Fisik Hidrokarbon
1. Dimasukkan
10 tetes sikloheksena, toluen, dan minyak goreng ke dalam tiga tabung reaksi
berbeda. Ditambahkan 10 tetes air ke dalam tiga tabung reaksi tersebut dan
diamati. Digoncang-goncangkan ke tiga tabung reaksi tersebut agar tercampur dan
dibandingkan dengan hasil percobaan sebelum diguncangkan.
2. Dimasukkan
10 tetes sikloheksena, toluene, dan minyak goring ke dalam tiga tabung reaksi
berbeda. Ditambahkan 10 tetes minyak tanah ke dalam tiga tabung reaksi tersebut
dan diamati. Digoncang-goncangkan ke tiga tabung reaksi tersebut agar tercampur
dan dibandingkan dengan hasil percobaan sebelum digoncang-goncangkan.
·
Sifat Kimia Hidrokarbon
1. Reaksi
pembakaran
Diteteskan 10 tetes masing-masing sikloheksena,
toluene, dan minyak goreng ke dalam masing-masing kaca arloji. Dibakar secara
hati-hati dan diamati nyala serta warna asap yang dihasilkan dari proses
pembakaran. (Dilakukan di lemari asam)
2. Reaksi
dengan KMnO4
Dimasukkan 1ml sikloheksena, toluene,
dan minyak goreng ke dalam tiga tabung reaksi berbeda. Ditambahkan tetes demi
tetes KMnO4 ke dalam tabung reaksi tersebut sambil digoyangkan.
Reaksi positif bila warna ungu dari KMnO4 hilang dan timbul endapan
coklat MnO2.
3. Reaksi
dengan H2SO4 pekat
Dimasukkan 1 ml sikloheksena, toluene,
dan minyak goreng ke dalam tiga tabung reaksi berbeda. Ditempatkan ketiga
tabung reaksi tersebut ke dalam penanggas es. Ditambahkan 10 tetes H2SO4
pekas yang suda didinginkan ke masing-masing tabung reaksi tersebut sambil
digoyangkan. Diamati perubahan yang terjadi.
2.4 Hasil
Pengamatan
1. Sifat
Fisika Hidrokarbon
·
Reaksi dengan Air
1. Air
+ Minyak goreng menghasilkan 2 larutan 2 fasa minyak berada pada bagian atas
dan air pada bagian bawahnya
2. Air
+ Toluen menghasilkan larutan 2 fasa bercampur terdapat gelembung
3. Air
+ Sikloheksena menghasilkan larutan 2 fasa tidal bercampur
·
Reaksi dengan Minyak Tanah
1. Minyak
tanah + Minyak goreng, larut
2. Minyak
tanah + Toluen, larut
3. Minyak
tanah + Sikloheksena, larut
2. Sifat
Kimia Hidrokarbon.
·
Reaksi Pembakaran :
1. Sikloheksena
dibakar menghasilkan nyala api kecil dan cepat mati.
2. Toluen
dibakar menghasilkan nyala api besar, dan tidak cepat mati.
3. Minyak
goreng dibakar, tidak ada nyala api dan kering.
·
Reaksi dengan KMnO4
1. KMnO4
(13 tetes) + sikloheksena terbentuk endapan coklat.
2. KMnO4
(10 tetes) + toluene terbentuk 2 fasa berwarna ungu dan terdapat
gelembung-gelembung.
3. KMnO4
(10 tetes) + minyak goreng terbentuk warna larutan merah kecoklatan dan
mengental.
·
Reaksi dengan H2SO4
pekat
1. H2SO4
+ sikloheksana terbentuk 2 fasa dan terjadi pelepasan panas.
2. H2SO4
+ toluene terjadi pelepasan panas yang lebih panas dari 2 percobaan lain.
3. H2SO4
+ minyak goreng terjadi pelepasan panas.
2.5 Pembahasan
Pada
percobaan praktikum kali ini ada beberapa percobaan yang dilakukan yaitu
mengidentifikasi hidrokarbon melalui sifat-sifat fisikanya maupun sifat-sifat
kimianya. Untuk mengetahui sifat-sifat fisika hidrokarbon tersebut percobaan
yang dilakukan yaitu mereaksikan senyawa-senyawa hidrokarbon dengan air dan
dengan minyak. Sedangkan untuk mengetahui sifat kimianya, percobaan yang
dilakukan yaitu dengan reaksi pembakaran, mereaksikan hidrokarbon dengan KMnO4,
dan mereaksikan dengan H2SO4.
Pada
percobaan pertama yaitu sikloheksena, minyak goreng, dan toluen masing-masing
direaksikan dengan air. Ketiga senyawa hidrokarbon tersebut direaksikan dengan
air dan meghasilkan larutan dengan 2 fasa. Antara air dengan ketiga senyawa
hidrokarbon tersebut tidak dapat bercampur. Dari sini dapat terlihat jelas
bahwa air bersifat polar sedangkan sikloheksena, minyak goreng, ataupun toluen
merupakan senyawa non polar. Itulah yang menyebabkan ke tiga senyawa
hidrokarbon tersebut tidak dapat larut dalam air. Karena perbedaan kepolaran
senyawa tersebut. Senyawa non polar hanya larut dan dapat bercampur pada
senyawa non polar. Seperti halnya pada percobaan selanjutnya yaitu
masing-masing dari ke tiga senyawa hidrokarbon tersebut direaksikan dengan
minyak tanah, baik sikloheksena, toluene ataupun minyak goreng direaksikan
dengan minyak tanah dapat larut dan dapat bercampur. Hal ini dikarenakan sifat
kepolaran yang sama antara pereaksi dengan senyawa hidrokarbon tersebut yaitu
sama-sama bersifat non polar.
Pada
percobaan kedua yaitu sikloheksena, minyak goreng, maupun toluen masing-masing
dibakar. Sikloheksena dibakar dengan api menghasilkan nyala api kecil dan nyala
api tersebut cepat mati. Toluen dibakar dengan api menghasilkan nyala api yang
besar dan api rersebut tidak cepat mati atau bertahan menyala dengan lama.
Sedangkan minyak goring dibakar dengan api tidak menghasilkan nyala api dan
kering. Dari ketiga hasil pengamatan tersebut dapat kita lihat bahwa ternyata
toluene lah yang menghasilkan nyala api paling baik dan lebih tahan lama yang
artinya diantara ketiga senyawa hidrokarbon tersebut yang dapat bereaksi dengan
O2 pada saat terjadi oksidasi dan pembakaran yang paling mudah
bereaksi adalah toluen karena toluene lebih bersifat reaktif diantara kedua
senyawa hidrokarbon lain yang diujikan
Pada
percobaan ketiga yaitu ketiga senyawa hydrogen tersebut masing-masing
direaksikan dengan KMnO4. Sikloheksena direaksikan dengan KMnO4
sedikit demi sedikit sampai 13 tetes ditambahkan ke dalam sikloheksena
menghilangkan warna ungu KMnO4 dan terbentuknya endapan berwarna
coklat. Toluen direaksikan dengan KMnO4 sebanyak 10 tetes
menghasilkan 2 fasa larutan berwarna ungu dan terdapat gelembung-gelembung di
dalamnya. Sedangkan pada minyak goreng ditambahkan 10 tetes KMnO4
menghasilkan larutan yang berwarna merah kecoklatan. Dari ketiga senyawa
hidrokarbon tersebut dapat terlihat jelas bahwa KMnO4 hanya akan
mengoksidasi sikloheksena terlihat dari perubahan warna dan terbentuknya
endapan berwarna coklat. Sedangkan pada toluene dan minyak goreng KMnO4
tidak bereaksi karena KMnO4 tidak bersifat reaktif pada senyawa
aromatic maupun senyawa alkana. KMnO4 hanya akan reaktif jika
bereaksi dengan senyawa tak jenuh.
Pada
percobaan keempat yaitu, ketiga senyawa hidrokarbon tersebut masing-masing
direaksikan dengan H2SO4 pekat dingin. Sikloheksena
direaksikan dengan H2SO4 dingin terjadi pelepasan panas
dan terbentuk 2 fasa. Sedangkan pada toluene dan minyak goreng juga diamti
adanya perubahan panas yang terjadi pada dinding tabung. Dari yang sebelumnya dingin
menjadi lebih panas. Dari sini terlihat bahwa adanya perpindahan panas dari sistem ke lingkungan. Seperti yang
kita ketahui bahwa reaksi ttersebut dinamakan reaksi eksotermik yang ditandai
dengan pelepasan panas.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Adapun
yang dapat disimpulkan dalam percobaan ini yaitu:
1. Sikloheksena,
toluene, dan minyak goreng merupakan senyawa non polar.
2. Toluena
merupakan senyawa hidrokarbon yang paling reaktif saat terjadi reaksi
pembakaran.
3. Sikloheksena
merupakan senyawa reaktif saat terjadi reaksi oksidasi oleh KMnO4.
4. Terjadi
reaksi eksotermik saat senyawa hidrokarbon direaksikan dengan H2SO4
pekat dingin.